Kandangan, 3 Maret 2018. Sudah menjadi tradisi ilmiah rutin setiap mengawali perkuliahan diadakan perkuliahan umum (Stadium General) di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Ulum Kandangan, bertempat di Aula Kampus I STAI Darul Ulum Kandangan, Jl. Budi Bhakti Amawang Kiri Muka, Kandangan.
Berbeda dengan sebelumnya, pembukaan kuliah semester genap tahun akademik 2017/2018 dihadiri oleh dua tokoh kenamaan, Pertama, Tuan Guru Haji Muhammad Riduan Baseri atau akrab disebut Guru Kapuh yang dalam kesempatan ini hadir selaku Pembina Yayasan Darul Ulum Kandangan. Kedua, cendekiawan muslim level internasional, Prof. Dr. H. Mujiburrahman, MA. yang bertindak atas nama Koordinator Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (Kopertais) Wilayah XI Kalimantan.
Acara dimulai dengan pembacaam ayat suci Alquran yang dilantunkan oleh Muhammad Iqbal, mahasiswa semester II Prodi Pendidikan Agama Islam.
Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Ulum Kandangan, Drs. H. Mukhsin Aseri, M.Ag., M.H., mengawali sambutannya, mengungkapkan rasa syukur dan bangga bahwa pembukaan kuliah semester ini mendapatkan perhatian serius dari dua tokoh dimaksud. Dengan pembukaan kuliah ini, tentunya diharapkan terpacu semangat seluruh civitas akademika STAI Darul Ulum Kandangan agar lebih meningkatkan mutu dan membudayakan nilai-nilai akademik dan non akademik di lingkungan kampus tentunya.
Lebih lanjut beliau memaparkan bahwa tema kuliah umum pada hari ini, “Potret Literatur Keislaman di Indonesia dari Generasi Ke Generasi”, sangat bagus dan konstektual dengan penerapan budaya akademik di lingkungan kampus STAI Darul Ulum Kandangan dalam bentuk program Pengembangan Penalaran Ilmiah Mahasiswa. Melalui program ini, mahasiswa dibimbing secara berkelompok oleh masing-masing dosen di luar rutinitas perkuliahan agar memiliki keseimbangan dalam hal kemampuan akademik dan non akademiknya.
Di samping itu, menurut Ketua yang akan segera menyelesaikan program doktornya ini, sesuai visi STAI Darul Ulum Kandangan, Menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam terdepan dan kompetitif di Kalimantan Selatan tahun 2025, secara kelembagaan kami terus berupaya mempertahankan dan bahkan meningkatkan kapasitas kelembagaan STAI Darul Ulum Kandangan. Saat ini, kita sudah memiliki 5 program studi, yaitu Prodi Hukum Keluarga (AS), Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, dan Ekonomi Syariah. Jika dilihat dari distribusi kefakultasan, berarti STAI Darul Ulum Kandangan saat ini sudah memiliki 3 Fakultas, yaitu Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Syariah dan Hukum, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
Sementara itu, Guru Kapuh dalam amanat perdananya berharap bahwa kehadiran beliau yang baru saja bergabung ke dalam Yayasan Darul Ulum Kandangan memberikan manfaat di dalam Yayasan ini dalam rangka pengembangan pendidikan Islam, khususnya di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan sekitarnya.
Beliau menyatakan tertarik dengan tema kuliah umum hari ini, yaitu literature Keislaman Indonesia, karena ayat Alquran yang pertama turun adalah “Iqra”, yakni perintah membaca. Dalam ilmu Nahwu, fi’il Amar suatu perintah bermakna sekarang dan akan datang. Dengan demikian, bukan dahulu saja tetapi perintah iqra ini akan terus relevan sepanjang zaman, seperti halnya perintah shalat dan lainnya dalam Alquran tentu bermakna perintah dari dulu sampai sekarang dan akan datang, sehingga tidak ada istilah “batamat sambahyang”.
Ulama kharismatik Hulu Sungai Selatan ini juga berpesan agar mahasiswa selaku umat Islam yang sudah memasuki jenjang pendidikan tinggi gemar membaca dan mengkaji segala literatur keilmuan yang bermanfaat, karena melalui kajian dan banyak membaca inilah umat Islam memperoleh kejayaan. “Jangan merasa puas untuk menuju orang Islam berkualitas. Termasuk juga para mahasiswa, luruskan niat untuk menuntut ilmu, jangan ada niat hanya untuk meraih gelar kesarjanaan saja, tetapi hendaklah menuntut ilmu itu dipahami sebagai kewajiban dan hajat hidup.”
Adapun Prof. Dr. H. Mujiburrahman, M.A. dalam pemaparannya menyampaikan sejumlah kajian tentang literature keislaman di Indonesia, yang diawali oleh kajian para orientalis Belanda pada abad ke-19. Meskipun kajian awal ini dilakukan dengan misi kolonial, namun sedikit banyak telah merintis temuan-temuan penting yang bermanfaat bagi kajian-kajian literatur dari umat Islam sendiri di kemudian hari. Sebagaimana digambarkan oleh Steebrink (1984:151-158), kajian tentang kitab-kitab Arab yang dipakai pesantren, surau dan meunesah abad ke-19 menunjukkan bahwa kitab-kitab yang dipakai adalah karya-karya ulama abad pertengahan akhir, bermazhab syafi’i dalam fiqh, dan Asy’ari dalam tauhid serta sunni dalam bidang tasawuf. Karya umumnya bukanlah yang dibuat oleh para ulama zaman keemasan Islam, tetapi sesudahnya.
Literatur keislaman tentu saja tidak dapat dibatasinya pada kitab-kitab yang diajarkan di pesantren tradisional saja. Selain kitab-kitab modern di ajarkan di pesantren modern seperti Gontor dan sejenisnya, banyak literatur keislaman yang beredar di masyarakat Indonesia di luar pesantren dan dijual bebas di pasar. Tentu saja perkembangan literatur keislaman dari generasi ke generasi menunjukkan bahwa dunia memang berubah dan terus berkembang, sehingga umat Islam juga dituntut untuk mampu mengimbangi perkembangan zaman dengan melakukan inovasi-inovasi pada teknologi dan media literatur, seperti pengembangan literatur keislaman berbasis teknologi smartphone dan sejenisnya.
Acara kuliah umum kali ini dirangkai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU)/ Nota Kerjasama Sekolah Tinggi Agama Islam Darul Ulum Kandangan dengan tiga lembaga berikut: Bank Kalsel Syariah Cabang Kandangan, Pimpinan Pondok Pesantren al-Baladul Amin Mandala Telaga Langsat serta Madrasah Ibtidaiyah Plus Pondok Pesantren Ibnu Atha’ilah Kapuh Madani Kecamatan Simpur.



MoU dengan pihak Bank Kalsel Syariah Cabang Kandangan dalam upaya sinergisitas pengembangan sistem keuangan kampus pada khususnya dan pengembangan ekonomi syariah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan sekitarnya pada umumnya. Kerjasama dengan Ponpes al-Baladul Amin Telaga Langsat adalah kerjasama dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia dan Tridharma Perguruan Tinggi. Dalam hal ini, Ponpes al-Baladul Amin akan bisa menerima santri usia pendidikan tinggi, karena ia langsung kuliah di STAI Darul Ulum Kandangan dengan pola Pemondokan Mahasiswa. Diharapkan dengan adanya kerjasama ini, kedua lembaga dapat saling mendukung demi kemajuan bersama. Adapun perjanjian kerjasama dengan Madrasah Ibtidaiyah Plus Pondok Pesantren Ibnu Atha’illah Kapuh Madani Kec. Simpur menitikberatkan pada pengembangan tridharma perguruan tinggi. Salah satu programnya adalah madrasah ini menjadi laboratorium hidup bagi mahasiswa Prodi PGMI dan PAI untuk praktik baik ketika mengikuti mata kuliah maupun ketika pelaksanaan praktikum mengajar nantinya.
Dalam acara ini juga dilaksanakan penyerahan penghargaan terhadap mahasiswa berprestasi akademik di semester ganjil tahun akademik 2017/2018 yakni: Haji Salman Prodi Ahwal Syaksyiyah (IP 4,00), Wahyudi Prodi Ekonomi Syariah (IP 3,62), Maulina Mahlita Prodi Pendidikan Agama Islam (IP 4,00), Siti Mahfuzah Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (IP 3,76) dan Hepriani Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (IP 3,91).(azy@staidukdg)